Minggu, 19 Februari 2017

Sistem Organ Reproduksi pada Laki-laki



Sistem Organ Reproduksi pada Laki-laki
Makalah Pendidikan









Disusun oleh :

Maulana Alif Asy-Syahrani







2015






DAFTAR ISI


 



Berkembang biak adalah salah satu dari ciri-ciri makhluk hidup yang bertujuan untuk melestarikan jenisnya. Tanpa adanya sistem berkembang biak, seluruh makhluk hidup hanya akan bertahan sebentar saja sampai kepunahannya. Sama halnya dengan makhluk hidup yang lain, manusia memiliki sistem reproduksinya sendiri. Sistem berkembang biak atau reproduksi tidak dapat berjalan dengan baik tanpa struktur organ reproduksi dan proses fisiologi, serta ilmu yang memadai. Maka dari itu, betapa pentingnya untuk mempelajari sistem tersebut demi keberlangsungan kehidupan di muka bumi.
Di setiap jenis makhluk hidup memiliki sistem reproduksinya masing-masing. Sistem reproduksi hewan dengan tumbuhan berbeda, begitu juga manusia dengan tumbuhan. Sistem reproduksi burung berbeda dengan sistem reproduksi ikan. Oleh karena itu, kita perlu mengkaji lebih dalam mengenai sistem reproduksi dari jenis kita sendiri untuk keberlangsungan dan kelestarian umat manusia. Kita sebagai manusia cipataan Tuan semesta alam, Tuhan Yang Maha Esa harus mensyukuri kehidupan yang Dia berikan dengan melestarikan keberadaan kita di muka bumi.
Reproduksi pada makhluk hidup dapat terjadi secara vegetatif (asexual, hanya dari satu induk) dan generatif (sexual, kawin, membutuhkan jantan dan betina). Seperti yang kita ketahui, pada manusia mengalami reproduksi generatif. Itu mengapa kita terlahir dengan kelamin yang berbeda, laki-laki dan perempuan. Oleh karena itu juga, organ reproduksi laki-laki dan perempuan memiliki struktur organ dan fungsinya masing-masing dalam bereproduksi. Dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut khusus mengenai organ reproduksi pada laki-laki.


                                 1.   Sebagai sumber yang dapat memberikan dan membantu pemahaman khususnya mengenai organ reproduksi laki-laki bagi pelajar Sekolah Menengah Pertama ke atas
                                 2.   Sebagai sumber yang dapat memberikan tindak lanjut dari pemahaman yang didapat mengenai reproduksi bagi pelajar Sekolah Menengah Pertama ke atas


                                 1.   Pembelahan sel
                                 2.   Reproduksi manusia
                                 3.   Organ reproduksi laki-laki
                                 4.   Proses pembuahan (fertilisasi)

Metode penulisan yang digunakan dalam makalah ini adalah dengan menulis ilmu-ilmu yang bersangkutan dengan judul yang diangkat, berdasarkan referensi buku-buku dan website-website terpercaya yang diolah.



         Sebelum menginjak ke materi mengenai reproduksi dan organ reproduksi pada laki-laki, perlu diketahui bahwa reproduksi adalah hasil dari proses pembelahan sel. Pada awalnya manusia berasal dari satu sel. Akan tetapi, karena sel tersebut mengalami pembelahan, maka jumlah sel pada manusia dewasa sekitar 200 triliun sel. Pembelahan sel sangat penting bagi kehidupan seluruh makhluk hidup. Ada tiga fungsi sel membelah, yaitu fungsi pertumbuhan, fungsi perbaikan, dan fungsi reproduksi.
         Fungsi yang pertama yaitu untuk pertumbuhan. Seperti yang kita ketahui, bahwa salah satu ciri makhluk hidup adalah mengalami pertumbuhan. Makhluk hidup dapat tumbuh karena sel-selnya bertambah banyak. Pertambahan sel ini disebabkan oleh pembelahan. Semakin banyak sel dalam suatu makhluk hidup, maka semakin besar ukuran makhluk hidup tersebut.
         Yang kedua, fungsi perbaikan. Sel yang membelah akan memproduksi sel baru untuk menggantikan sel lama yang telah rusak pada suatu jaringan, inilah yang disebut sebagai perbaikan. Perbaikan dapat juga disebut sebagai regenerasi. Contohnya apabila kita mengalami luka akibat tergores benda tajam, pasti daerah yang terluka akan membuka sehingga darah keluar. Setelah beberapa lama, luka tersebut akan menutup dengan sendirinya seperti semula. Contoh lainnya adalah autotomi pada kadal, tumbuhnya kulit kayu pada tumbuhan berkayu, dan lain-lain.
         Fungsi  yang terakhir adalah reproduksi. Pada proses reproduksi sexual, diperlukan sel kelamin untuk membentuk individu baru. Pembentukan sel kelamin ini membutuhkan proses pembelahan sel. Menurut teori sel, semua sel hidup berasal dari sel yang sudah ada sebelumnya, omnis cellula e cellula. Teori ini dinyatakan oleh Rudolf Virchow pada tahun 1855. Maka dari itu, pembentukan sel kelamin adalah melalui proses pembelahan sel yang telah ada. Pembelahan sel dibedakan menjadi pembelahan mitosis dan meiosis.

Pembelahan mitosis terjadi pada sel-sel tubuh (sel stomatik) makhluk hidup. Pada pembelahan ini, sel anakan hasil pembelahan memiliki jumlah kromosom yang sama seperti yang dimiliki oleh sel induk. Pembelahan ini merupakan tipe yang menghasilkan dua sel anakan. Sel anakan tersebut memiliki genetik yang sama dengan sel induknya. Jumlah kromosom yang dimiliki sel anakan adalah 2n disebut dengan diploid. Sel diploid adalah sel-sel yang kromosomnya berpasangan.



Proses pembelahan mitosis terdiri dari empat fase pembelahan, antara lain profase, metafase, anafase, dan telofase.
Sumber: Campbell dkk., 2008
Gambar II.1 Fase-fase proses pembelahan secara mitosis
Pada fase profase, membran inti mulai rusak menjadi bagian-bagian kecil diikuti dengan memadatnya benang-benang kromatin di dalamnya menjadi kromosom. Pada fase ini juga gelondong pembuahan baru terbentuk. Lalu, di fase metafase kromosom yang tadinya berada di dalam membrane inti yang telah menjadi bagian-bagian kecil berjejer pada bidang pembelahan. Gelondong pembelahan membentuk dua kutub pada fase ini, yang nantinya dua kutub tersebut akan menjadi bagian sel anakan masing-masing. Kemudian, di fase anafase, kromatid saudara dari setiap pasangan memisah menuju kutub yang berlawanan. Di akhir anafase, kedua kutub sel memiliki jumlah kromosom yang sama. Di fase yang terakhir, yaitu telofase, sel membelah menjadi dua bagian yang memiliki jumlah kromosom yang sama. Kedua bagian sel anakan ditandai dengan adanya cincin pembelahan. Cincin pembelahan ada karena pembelahan sitoplasma atau cairan sel yang disebut dengan sitokinesis. Membran inti mulai kembali bergabung di masing-masing bagian sel anakan.
Pembelahan secara meiosis hanya terjadi pada organ kelamin. Pembelahan ini berfungsi untuk menghasilkan sel gamet (sel telur dan sel sperma). Berbeda dengan pembelahan mitosis, pembelahan ini menghasilkan empat sel anakan yang masing-masing sel anakan memiliki setengah dari jumlah kromosom dari sel induknya. Jadi, jumlah kromosom yang dimiliki oleh sel anakan adalah n atau dapat disebut haploid. Maka dari itu, pembelahan ini disebut sebagai pembelahan reduksi atau pengurangan.



 Fase-fase pembelahan meiosis lebih kompleks dari pembelahan mitosis. Pembelahan meiosis mengalami 2 tingkat, yaitu meiosis I dan meiosis II. Meskipun lebih kompleks, fase-fase pembelahan meiosis II ini mirip dengan fase-fase pada pembelahan mitosis.
Sumber: Campbell dkk., 2008
Gambar II.2 Fase-fase proses pembelahan secara meiosis
Seperti yang terlihat pada gambar, proses-proses pada tiap fase meiosis II hampir mirip dengan proses pada fase-fase pembelahan mitosis. Yang membedakan adalah adanya fase-fase yang terjadi pada sel diploid sebelum membelah menjadi dua sel anakan yang haploid.




Struktur Organ-organ Sistem Reproduksi pada Laki-laki
Sumber: Daniel Lucy, 1995
Gambar II.3 Struktur organ reproduksi pada laki-laki
Organ-organ (alat) yang menyusun sistem reproduksi pada laki-laki dapat dibedakan menjadi dua, yaitu alat kelamin luar dan alat kelamin dalam. Alat kelamin luar adalah alat kelamin yang dapat dilihat secara langsung. Sedangkan alat kelamin dalam tidak dapat dilihat secara langsung karena berada di bagian dalam tubuh.
                                          a.      Alat Kelamin Luar

1. Penis
      Penis adalah bagian luar organ reproduksi laki-laki yang berfungsi sebagai saluran kencing dan saluran sperma. Dalam fungsi reproduksi, penis berguna sebagai penghubung antara organ reproduksi laki-laki dan organ reproduksi perempuan untuk menyalurkan sperma (akan dibahas di sub-bab berikutnya). Penis tidak memiliki tulang dan terbentuk atas otot. Pada ujung penis terdapat lipatan kulit yang membungkus bagian dalam penis, bagian ini disebut kulup atau prepuce. Pada saat khitan, bagian inilah yang dipotong.

2. Skrotum
      Skrotum adalah kantung di bawah penis yang terlihat seperti lipatan-lipatan kulit. Skrotum berfungsi untuk membungkus dan melindungi sepasang testis (buah zakar tempat diproduksinya sperma) yang masing-masing berbentuk bulat telur. Skrotum juga berfungsi untuk menjaga suhu testis agar sesuai untuk produksi sperma.

                                          b.      Alat Kelamin Dalam

1. Testis
      Testis atau buah zakar adalah organ reproduksi yang berfungsi untuk memproduksi sperma. Testis berjumlah satu pasang (dua buah) yang berbentuk bulat telur. Testis dibungkus oleh skrotum yang berada di bawah penis. Posisi satu testis lebih tinggi dengan lainnya untuk mencegah agar tidak terjadi kerusakan apabila mengalami tekanan atau pressure. Testis mulai memproduksi sel sperma (sel kelamin jantan) dan hormone testosteron saat seorang remaja laki-laki telah berusia antara 13 dan 14 tahun. Di usia tersebut, remaja laki-laki tengah mulai mengalami pubertas atau akil balig. Pada masa pubertas ini lah terjadi pematangan fungsi seksual yang disertai dengan perubahan fisik dan psikis (perubahan sekunder yang terjadi selama pubertas).
      Sel sperma adalah sel tunggal yang mempunyai ekor (flagella) dan kepala yang merupakan sel kelamin bagi laki-laki. Lalu, hormon testosteron adalah senyawa yang menghasilkan rangsangan terhadap perubahan sekunder pada anak laki-laki. Perubahan sekunder tersebut antara lain, tumbuhnya rambut pada daerah tertentu, membidangnya dada, tumbuh jakun, meningkatnya aktivitas kelenjar keringat dalam kulit yang mengakibatkan munculnya jerawat dan bau badan, suara yang lebih besar dan berat, dan otot yang lebih kuat.

2. Saluran Sperma
      Saluran sperma terdiri atas epididimis dan vas deferens. Sperma yang dihasilkan di dalam testis akan keluar melalui epididimis. Epididimis adalah saluran keluar dari testis yang berbentuk seperti tanda koma berukuran kurang lebih 4 cm. Pada bagian ini, sperma akan disimpan sementara waktu sampai berkembang sempurna dan dapat bergerak menuju saluran berikutnya, yaitu vas deferens. Vas deferens adalah saluran yang menghubungkan epididimis dengan uretra, sehingga sperma dapat menuju uretra. Sperma dapat bertahan selama 6 minggu di dalam saluran ini.
      Uretra merupakan kelanjutan dari vas deferens dan juga merupakan saluran akhir dari saluran reproduksi laki-laki. Uretra berfungsi untuk menyalurkan sperma keluar karena bermuara di ujung penis yang berupa saluran sempit. Keluarnya sperma ini dikenal dengan istilah ejakulasi. Selain sebagai penyalur sperma keluar, uretra juga berfungsi saluran keluarnya urin.

3. Kelenjar Reproduksi
        
      Kelenjar reproduksi berfungsi untuk memproduksi cairan yang nantinya bercampur menjadi komponen penyusun dengan sperma menjadi air mani atau semen. Terdapat tiga kelenjar yang berperan dalam sistem reproduksi pada laki-laki, yaitu vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar cowper.

                                                            a.      Vesikula Seminalis
Vesikula seminalis berbentuk seperti kantung kusut kecil berukuran kurang lebih 5 cm yang memiliki struktur berliku-liku. Kelenjar ini terletak di belakang (posterior) kandung kemih. Kelenjar ini menghasilkan zat alkali (basa), fruktosa (gula monosakarida), hormone prostaglandin, dan protein pembekuan. Zat-zat tersebut berguna sebagai penyedia gizi bagi sperma.
                                                            b.      Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih dan berbentuk seperti kue donat. Kelenjar ini berfungsi menghasilkan cairan berwarna putih yang memiliki pH 6,5 (asam) dan mengandung beberapa zat lain, yaitu asam sitrat yang berfungsi menghasilkan ATP (Adenosin Tripospat) yang merupakan energi bagi sperma; beberapa enzim, antara lain pepsinogen, lisozim, dan amilase; seminal plasmin yang berfungsi sebagai antibiotik untuk membunuh bakteri dalam saluran reproduksi.
                                                             c.      Kelenjar Cowper (Bulbouretra)
Kelenjar Cowper adalah kantung kecil yang berada di bawah kandung kemih. Kelenjar ini menghasilkan lendir dan cairan yang memiliki pH 7,2 – 7,4 (basa). Lendir dan cairan tersebut memiliki fungsi untuk melindungi sperma dengan cara menetralkan urin yang memiliki pH asam yang tersisa dalam uretra, serta melapisi uretra sehingga mengurangi sperma yang rusak selama ejakulasi. Selain itu, cairan ini juga menetralkan asam yang terdapat di liang senggama perempuan. Sperma akan rusak dan mati dalam kondisi asam.
Getah yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar tadi disebut plasma seminal. Plasma seminal akan bercampur dengan sperma yang dihasilkan oleh testis sehingga terjadi campuran zat cair dan zat padat yang menghasilkan suspensi. Suspensi inilah yang disebut dengan istilah semen atau air mani. Semen yang keluar dari organ reproduksi laki-laki umumnya memiliki volume sebesar 2,5-5 mililiter (mL). Tiap mililiternya terkandung 50-150 juta sel sperma. Dari jutaan sel sperma tersebut, hanya satu sel yang berhasil membuahi sel telur yang dihasilkan



oleh organ reproduksi perempuan.

Sumber: Campbell dkk., 2008
Gambar II.4 Potongan melintang tubulus seminiferus

      Pembentukan sel sperma disebut dengan spermatogenesis. Pembentukan ini terjadi di dalam  saluran di dalam testis yang disebut tubulus seminiferus. Tubulus berasal dari kata “tubula” yang berarti saluran, sedangkan seminiferus memiliki kata dasar “semen”. Jadi tubulus seminiferus adalah saluran panjang berkelok yang menjadi tempat terbentuknya sperma.

      Proses pembentukan sperma terjadi dalam beberapa tahapan dalam tubulus seminiferus. Proses pembentukan diawali dengan sel induk sperma yang disebut spermatogonium yang bersifat diploid (2n). Spermatogonium terletak di dua sampai tiga lapis luar sel-sel epitel tubulus seminiferus. Lalu, sel spermatogonium mengalami pembelahan mitosis maupun meiosis dan mengalami perkembangan hingga terbentuk spermatozoa atau yang biasa disingkat sperma yang memiliki ekor, ini disebut diferensiasi (perubahan hingga ke bentuk atau fungsi yang berbeda). Spermatozoa tadi memiliki sifat haploid (n) karena telah mengalami pembelahan meiosis. Tahapan-tahapan tersebut berlangsung selama 13-14 hari. Setelah terbentuk spermatozoa yang telah terdiferensiasi, selanjutnya sel-sel spermatozoa tersebut akan disimpan sementara di epididimis. Pada setiap bulannya, organ reproduksi laki-laki dapat memproduksi sekitar 12 milyar sel sperma.

      Secara lengkap, sperma yang sudah matang terdiri atas:
                                             1.   Gula, seperti fruktosa, sorbitol, dan inositol
                                             2.   Gluthatione yang merupakan antioksidan penting ynag dapat mengikat racun seperti logam berat, pelarut, dan pestisida
                                             3.   Deoxyricbonucleic acid (DNA), yaitu asam nukleat yang mengandung instruksi genetik, sehingga dapat dikatakan bahwa DNA inilah yang membawa kode genetik yang digunakan dalam pengembangan dan fungsi dari semua makhluk hidup. DNA berada di nukelus (inti sel) yang terdapat di kepala sperma
                                             4.   Kreatin yang menjadi pasokan energi untuk kontraksi otot
                                             5.   Berbagai mineral seperti fosfor, seng, magnesium, kalsium, dan kalium
                                             6.   Vitamin C yang mendorong pertumbuhan rantai protein dalam kolagen, yang merupakan bahan utama dalam semua jaringan berserat dan B12 yang dapat meningkatkan energi
                                             7.   Kolin yang dapat memepertajam pikiran
                                             8.   Hormon testosteron
                                             9.   Hormon prostaglandin yang berfungsi dalam kontraksi dan relaksasi otot polos, dilatasi dan penyempitan pembuluh darah, control tekanan darah, dan modulasi peradangan.



         Agar dapat terjadi suatu kehamilan, harus ada proses pembuahan atau fertilisasi. Pada awalnya, penis akan terisi oleh darah dan berereksi karena mendapat rangsangan yang cukup dari luar. Lalu, proses ejakulasi dimulai. Pada puncak senggama (hubungan seksual), akan terjadi pancaran semen. Pada epididimis, sperma bergerak ke atas menuju ampula yaitu bagian terluas pada ujung saluran benih. Ampula akan bermuara pada uretra yang memiliki katup. Katup akan terbuka pada puncak senggama, sehingga semen akan keluar melalui uretra dari dalam tubuh.



         Sel sperma yang masuk ke dalam saluran reproduksi perempuan akan bergerak menuju sel telur. Sperma bergerak menggunakan ekor atau flagela yang bergerak bagaikan baling-baling (propeller) pada perahu mesin. Flagela menggerakan tubuh sperma dalam cairan yang ada pada tuba fallopi (saluran telur pada perempuan) untuk menuju ke sel telur.
Sumber: Campbell dkk., 2008
Gambar II.5 Cara spermatozoa bergerak


           Sperma-sperma yang dipancarkan dapat menemukan lokasi sel telur karena adanya beberapa mekanisme yang dapat menemui sel telur. Sel telur akan menghasilkan senyawa kimia beruma hormone progesteron yang membuat sel sperma dapat menemukan lokasi sel telur. Selain itu, juga karena adanya sensor panas (thermal-censor) pada sperma yang dapat menentukan lokasi sel telur, karena tuba fallopi tempat telur berada memiliki suhu yang lebih tinggi dibandingkan dengan suhu tempat penyimpanan sperma. Sperma hanya dapat bertahan selama 1-2 jam dalam saluran reproduksi perempuan.



           Apabila telah bertemu dengan sel telur, bagian kepala sperma akan masuk ke dalam sel telur dan meninggalkan bagian ekornya di luar sel telur. Hanya ada satu sel sperma saja yang dapat masuk ke dalam sel telur. Karena setelah satu sel sperma yang telah masuk ke dalam sel telur akan mempenetrasi dinding sel telur sehingga tidak ada sperma lagi yang dapat masuk. Kemudian, sel sperma akan mengkombinasikan materi genetik yang terdapat di kepalanya dengan sel telur. Ini yang disebut dengan pembuahan atau fertilisasi. Proses tersebut adalah peleburan inti sel (nukleus) kedua sel gamet sehinga membentuk zigot.
Sumber: Dokumen Alif, 2015
Gambar II.6 Fertilisasi oleh sel sperma terhadap sel telur
           Zigot yang terbentuk akan melakukan pembelahan yang selanjutnya berkembang menjadi embrio. Proses ini hanya berlangsung selama beberapa jam. Embrio kemudian akan bergerak menuju Rahim yang selanjutnya akan tertanam (implantasi) ke dalam endometrium. Pada kondisi ini seseorang dikatakan mengalami kehamilan.







Sumber: Campbell dkk., 2008
Gambar II.5 Proses fertilisasi















DAFTAR PUSTAKA
Zubaidah, Siti, et al. 2015. ILMU PENGETAHUAN ALAM SMP/MTs KELAS IX SEMESTER 1. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayan.
Kuswanti, Nur, et al. 2008. Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan Alam: Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas IX Edisi 4
. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Ganawati, Dewi, et al. 2008. Pembelajaran ilmu pengetahuan alam: terpadu dan kontekstual IX : untuk SMP/MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Saputro, Thomas. 2015. Spermatogenesis (Pembentukan Sperma). Ilmuternak.com/2015/04/spermatogenesis-proses-pembentukan-sperma.html?m=1. Diakses pada tanggal 3 September 2015.
Utomo, Edy. -. Kandungan Gizi pada Sperma atau Air Mani. Edyutomo.com/kesehatan/kandungan-gizi-pada-sperma. Diakses pada tanggal 3 September 2015.
-. 2014. Sperma dan Kandungan di Dalamnya. Reps-id.com/sperma-dan-kandungannya/. Diakses pada tanggal 3 September 2015.


.