Sistem Organ Reproduksi pada Laki-laki
Makalah Pendidikan
Disusun oleh :
Maulana Alif Asy-Syahrani
2015
DAFTAR
ISI
Berkembang
biak adalah salah satu dari ciri-ciri makhluk hidup yang bertujuan untuk
melestarikan jenisnya. Tanpa adanya sistem berkembang biak, seluruh makhluk
hidup hanya akan bertahan sebentar saja sampai kepunahannya. Sama halnya dengan
makhluk hidup yang lain, manusia memiliki sistem reproduksinya sendiri. Sistem
berkembang biak atau reproduksi tidak dapat berjalan dengan baik tanpa struktur
organ reproduksi dan proses fisiologi, serta ilmu yang memadai. Maka dari itu,
betapa pentingnya untuk mempelajari sistem tersebut demi keberlangsungan
kehidupan di muka bumi.
Di
setiap jenis makhluk hidup memiliki sistem reproduksinya masing-masing. Sistem
reproduksi hewan dengan tumbuhan berbeda, begitu juga manusia dengan tumbuhan.
Sistem reproduksi burung berbeda dengan sistem reproduksi ikan. Oleh karena
itu, kita perlu mengkaji lebih dalam mengenai sistem reproduksi dari jenis kita
sendiri untuk keberlangsungan dan kelestarian umat manusia. Kita sebagai
manusia cipataan Tuan semesta alam, Tuhan Yang Maha Esa harus mensyukuri
kehidupan yang Dia berikan dengan melestarikan keberadaan kita di muka bumi.
Reproduksi
pada makhluk hidup dapat terjadi secara vegetatif (asexual, hanya dari satu induk) dan generatif (sexual, kawin, membutuhkan jantan dan betina). Seperti yang kita
ketahui, pada manusia mengalami reproduksi generatif. Itu mengapa kita terlahir
dengan kelamin yang berbeda, laki-laki dan perempuan. Oleh karena itu juga,
organ reproduksi laki-laki dan perempuan memiliki struktur organ dan fungsinya
masing-masing dalam bereproduksi. Dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut
khusus mengenai organ reproduksi pada laki-laki.
1. Sebagai
sumber yang dapat memberikan dan membantu pemahaman khususnya mengenai organ
reproduksi laki-laki bagi pelajar Sekolah Menengah Pertama ke atas
2. Sebagai
sumber yang dapat memberikan tindak lanjut dari pemahaman yang didapat mengenai
reproduksi bagi pelajar Sekolah Menengah Pertama ke atas
1. Pembelahan
sel
2. Reproduksi
manusia
3. Organ
reproduksi laki-laki
4. Proses
pembuahan (fertilisasi)
Metode
penulisan yang digunakan dalam makalah ini adalah dengan menulis ilmu-ilmu yang
bersangkutan dengan judul yang diangkat, berdasarkan referensi buku-buku dan website-website terpercaya yang diolah.
Sebelum menginjak ke materi mengenai
reproduksi dan organ reproduksi pada laki-laki, perlu diketahui bahwa reproduksi
adalah hasil dari proses pembelahan sel. Pada awalnya manusia berasal dari satu
sel. Akan tetapi, karena sel tersebut mengalami pembelahan, maka jumlah sel
pada manusia dewasa sekitar 200 triliun sel. Pembelahan sel sangat penting bagi
kehidupan seluruh makhluk hidup. Ada tiga fungsi sel membelah, yaitu fungsi
pertumbuhan, fungsi perbaikan, dan fungsi reproduksi.
Fungsi yang pertama yaitu untuk
pertumbuhan. Seperti yang kita ketahui, bahwa salah satu ciri makhluk hidup
adalah mengalami pertumbuhan. Makhluk hidup dapat tumbuh karena sel-selnya
bertambah banyak. Pertambahan sel ini disebabkan oleh pembelahan. Semakin
banyak sel dalam suatu makhluk hidup, maka semakin besar ukuran makhluk hidup
tersebut.
Yang kedua, fungsi perbaikan. Sel yang
membelah akan memproduksi sel baru untuk menggantikan sel lama yang telah rusak
pada suatu jaringan, inilah yang disebut sebagai perbaikan. Perbaikan dapat
juga disebut sebagai regenerasi. Contohnya apabila kita mengalami luka akibat
tergores benda tajam, pasti daerah yang terluka akan membuka sehingga darah
keluar. Setelah beberapa lama, luka tersebut akan menutup dengan sendirinya
seperti semula. Contoh lainnya adalah autotomi pada kadal, tumbuhnya kulit kayu
pada tumbuhan berkayu, dan lain-lain.
Fungsi
yang terakhir adalah reproduksi. Pada proses reproduksi sexual, diperlukan sel kelamin untuk
membentuk individu baru. Pembentukan sel kelamin ini membutuhkan proses
pembelahan sel. Menurut teori sel, semua sel hidup berasal dari sel yang sudah
ada sebelumnya, omnis cellula e cellula.
Teori ini dinyatakan oleh Rudolf Virchow pada tahun 1855. Maka dari itu,
pembentukan sel kelamin adalah melalui proses pembelahan sel yang telah ada.
Pembelahan sel dibedakan menjadi pembelahan mitosis dan meiosis.
Pembelahan
mitosis terjadi pada sel-sel tubuh (sel stomatik) makhluk hidup. Pada
pembelahan ini, sel anakan hasil pembelahan memiliki jumlah kromosom yang sama
seperti yang dimiliki oleh sel induk. Pembelahan ini merupakan tipe yang
menghasilkan dua sel anakan. Sel anakan tersebut memiliki genetik yang sama dengan
sel induknya. Jumlah kromosom yang dimiliki sel anakan adalah 2n disebut dengan
diploid. Sel diploid adalah sel-sel
yang kromosomnya berpasangan.
Proses pembelahan mitosis terdiri dari empat fase pembelahan, antara lain profase, metafase, anafase, dan telofase.
Sumber:
Campbell dkk., 2008
Gambar
II.1 Fase-fase
proses pembelahan secara mitosis
Pada fase profase,
membran inti mulai rusak menjadi bagian-bagian kecil diikuti dengan memadatnya
benang-benang kromatin di dalamnya menjadi kromosom. Pada fase ini juga
gelondong pembuahan baru terbentuk. Lalu, di fase metafase kromosom yang tadinya berada di dalam membrane inti yang
telah menjadi bagian-bagian kecil berjejer pada bidang pembelahan. Gelondong
pembelahan membentuk dua kutub pada fase ini, yang nantinya dua kutub tersebut
akan menjadi bagian sel anakan masing-masing. Kemudian, di fase anafase, kromatid saudara dari setiap
pasangan memisah menuju kutub yang berlawanan. Di akhir anafase, kedua kutub
sel memiliki jumlah kromosom yang sama. Di fase yang terakhir, yaitu telofase, sel membelah menjadi dua
bagian yang memiliki jumlah kromosom yang sama. Kedua bagian sel anakan ditandai
dengan adanya cincin pembelahan. Cincin pembelahan ada karena pembelahan
sitoplasma atau cairan sel yang disebut dengan sitokinesis. Membran inti mulai kembali bergabung di masing-masing
bagian sel anakan.
Pembelahan secara meiosis hanya terjadi pada organ
kelamin. Pembelahan ini berfungsi untuk menghasilkan sel gamet (sel telur dan sel sperma). Berbeda dengan pembelahan
mitosis, pembelahan ini menghasilkan empat sel anakan yang masing-masing sel
anakan memiliki setengah dari jumlah kromosom dari sel induknya. Jadi, jumlah
kromosom yang dimiliki oleh sel anakan adalah n atau dapat disebut haploid. Maka dari itu, pembelahan ini
disebut sebagai pembelahan reduksi
atau pengurangan.
Fase-fase pembelahan meiosis lebih kompleks dari pembelahan mitosis. Pembelahan meiosis mengalami 2 tingkat, yaitu meiosis I dan meiosis II. Meskipun lebih kompleks, fase-fase pembelahan meiosis II ini mirip dengan fase-fase pada pembelahan mitosis.
Sumber:
Campbell dkk., 2008
Gambar
II.2 Fase-fase
proses pembelahan secara meiosis
Seperti yang terlihat pada gambar, proses-proses
pada tiap fase meiosis II hampir mirip dengan proses pada fase-fase pembelahan
mitosis. Yang membedakan adalah adanya fase-fase yang terjadi pada sel diploid
sebelum membelah menjadi dua sel anakan yang haploid.
Struktur Organ-organ Sistem Reproduksi pada Laki-laki
Sumber: Daniel Lucy,
1995
Gambar II.3 Struktur organ
reproduksi pada laki-laki
Organ-organ (alat) yang menyusun
sistem reproduksi pada laki-laki dapat dibedakan menjadi dua, yaitu alat
kelamin luar dan alat kelamin dalam. Alat kelamin luar adalah alat kelamin yang
dapat dilihat secara langsung. Sedangkan alat kelamin dalam tidak dapat dilihat
secara langsung karena berada di bagian dalam tubuh.
a.
Alat
Kelamin Luar
1. Penis
Penis
adalah bagian luar organ reproduksi laki-laki yang berfungsi sebagai saluran
kencing dan saluran sperma. Dalam fungsi reproduksi, penis berguna sebagai
penghubung antara organ reproduksi laki-laki dan organ reproduksi perempuan
untuk menyalurkan sperma (akan dibahas di sub-bab berikutnya). Penis tidak
memiliki tulang dan terbentuk atas otot. Pada ujung penis terdapat lipatan
kulit yang membungkus bagian dalam penis, bagian ini disebut kulup atau prepuce. Pada saat khitan, bagian inilah
yang dipotong.
2. Skrotum
Skrotum
adalah kantung di bawah penis yang terlihat seperti lipatan-lipatan kulit.
Skrotum berfungsi untuk membungkus dan melindungi sepasang testis (buah zakar
tempat diproduksinya sperma) yang masing-masing berbentuk bulat telur. Skrotum
juga berfungsi untuk menjaga suhu testis agar sesuai untuk produksi sperma.
b.
Alat
Kelamin Dalam
1. Testis
Testis
atau buah zakar adalah organ reproduksi yang berfungsi untuk memproduksi
sperma. Testis berjumlah satu pasang (dua buah) yang berbentuk bulat telur.
Testis dibungkus oleh skrotum yang berada di bawah penis. Posisi satu testis
lebih tinggi dengan lainnya untuk mencegah agar tidak terjadi kerusakan apabila
mengalami tekanan atau pressure. Testis mulai memproduksi sel sperma (sel
kelamin jantan) dan hormone
testosteron saat seorang remaja laki-laki telah berusia antara 13 dan 14 tahun.
Di usia tersebut, remaja laki-laki tengah mulai mengalami pubertas atau akil
balig. Pada masa pubertas ini lah terjadi pematangan fungsi seksual yang
disertai dengan perubahan fisik dan psikis (perubahan sekunder yang terjadi
selama pubertas).
Sel sperma
adalah sel tunggal yang mempunyai ekor (flagella)
dan kepala yang merupakan sel kelamin bagi laki-laki. Lalu, hormon testosteron adalah senyawa yang
menghasilkan rangsangan terhadap perubahan sekunder pada anak laki-laki.
Perubahan sekunder tersebut antara lain, tumbuhnya rambut pada daerah tertentu,
membidangnya dada, tumbuh jakun, meningkatnya aktivitas kelenjar keringat dalam
kulit yang mengakibatkan munculnya jerawat dan bau badan, suara yang lebih
besar dan berat, dan otot yang lebih kuat.
2. Saluran Sperma
Saluran sperma terdiri atas epididimis dan
vas deferens. Sperma yang dihasilkan di dalam testis akan keluar melalui epididimis. Epididimis adalah saluran
keluar dari testis yang berbentuk seperti tanda koma berukuran kurang lebih 4
cm. Pada bagian ini, sperma akan disimpan sementara waktu sampai berkembang
sempurna dan dapat bergerak menuju saluran berikutnya, yaitu vas deferens. Vas deferens adalah
saluran yang menghubungkan epididimis dengan uretra, sehingga sperma dapat
menuju uretra. Sperma dapat bertahan selama 6 minggu di dalam saluran ini.
Uretra
merupakan kelanjutan dari vas deferens dan juga merupakan saluran akhir
dari saluran reproduksi laki-laki. Uretra berfungsi untuk menyalurkan sperma
keluar karena bermuara di ujung penis yang berupa saluran sempit. Keluarnya
sperma ini dikenal dengan istilah ejakulasi.
Selain sebagai penyalur sperma keluar, uretra juga berfungsi saluran keluarnya
urin.
3. Kelenjar Reproduksi
Kelenjar
reproduksi berfungsi untuk memproduksi cairan yang nantinya bercampur
menjadi komponen penyusun dengan sperma menjadi air mani atau semen.
Terdapat tiga kelenjar yang berperan dalam sistem reproduksi pada laki-laki,
yaitu vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar cowper.
a.
Vesikula
Seminalis
Vesikula
seminalis berbentuk seperti kantung kusut kecil
berukuran kurang lebih 5 cm yang memiliki struktur berliku-liku. Kelenjar ini terletak
di belakang (posterior) kandung kemih. Kelenjar ini menghasilkan zat alkali
(basa), fruktosa (gula monosakarida), hormone prostaglandin, dan protein
pembekuan. Zat-zat tersebut berguna sebagai penyedia gizi bagi sperma.
b.
Kelenjar
Prostat
Kelenjar
prostat terletak di bawah kandung kemih dan
berbentuk seperti kue donat. Kelenjar ini berfungsi menghasilkan cairan
berwarna putih yang memiliki pH 6,5 (asam) dan mengandung beberapa zat lain,
yaitu asam sitrat yang berfungsi menghasilkan ATP (Adenosin Tripospat) yang merupakan energi bagi sperma; beberapa
enzim, antara lain pepsinogen, lisozim, dan amilase; seminal plasmin yang
berfungsi sebagai antibiotik untuk membunuh bakteri dalam saluran reproduksi.
c.
Kelenjar
Cowper (Bulbouretra)
Kelenjar
Cowper adalah kantung kecil yang berada di
bawah kandung kemih. Kelenjar ini menghasilkan lendir dan cairan yang memiliki
pH 7,2 – 7,4 (basa). Lendir dan cairan tersebut memiliki fungsi untuk
melindungi sperma dengan cara menetralkan urin yang memiliki pH asam yang
tersisa dalam uretra, serta melapisi uretra sehingga mengurangi sperma yang
rusak selama ejakulasi. Selain itu, cairan ini juga menetralkan asam yang
terdapat di liang senggama perempuan. Sperma akan rusak dan mati dalam kondisi
asam.
Getah yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar tadi
disebut plasma seminal. Plasma
seminal akan bercampur dengan sperma yang dihasilkan oleh testis sehingga terjadi
campuran zat cair dan zat padat yang menghasilkan suspensi. Suspensi inilah
yang disebut dengan istilah semen atau air mani. Semen yang keluar dari organ
reproduksi laki-laki umumnya memiliki volume sebesar 2,5-5 mililiter (mL). Tiap
mililiternya terkandung 50-150 juta sel sperma. Dari jutaan sel sperma
tersebut, hanya satu sel yang berhasil membuahi sel telur yang dihasilkan
oleh organ reproduksi perempuan.
Sumber: Campbell dkk.,
2008
Gambar II.4 Potongan melintang
tubulus seminiferus
Pembentukan sel sperma disebut dengan spermatogenesis. Pembentukan ini
terjadi di dalam saluran di dalam testis
yang disebut tubulus seminiferus.
Tubulus berasal dari kata “tubula” yang berarti saluran, sedangkan seminiferus
memiliki kata dasar “semen”. Jadi tubulus seminiferus adalah saluran panjang
berkelok yang menjadi tempat terbentuknya sperma.
Proses pembentukan sperma terjadi dalam
beberapa tahapan dalam tubulus seminiferus. Proses pembentukan diawali dengan
sel induk sperma yang disebut spermatogonium
yang bersifat diploid (2n). Spermatogonium terletak di dua sampai tiga lapis
luar sel-sel epitel tubulus seminiferus. Lalu, sel spermatogonium mengalami
pembelahan mitosis maupun meiosis dan mengalami perkembangan hingga terbentuk spermatozoa atau yang biasa disingkat
sperma yang memiliki ekor, ini
disebut diferensiasi (perubahan hingga ke bentuk atau fungsi yang berbeda).
Spermatozoa tadi memiliki sifat haploid (n) karena telah mengalami pembelahan
meiosis. Tahapan-tahapan tersebut berlangsung selama 13-14 hari. Setelah
terbentuk spermatozoa yang telah terdiferensiasi, selanjutnya sel-sel
spermatozoa tersebut akan disimpan sementara di epididimis. Pada setiap
bulannya, organ reproduksi laki-laki dapat memproduksi sekitar 12 milyar sel
sperma.
Secara lengkap, sperma yang sudah matang
terdiri atas:
1. Gula,
seperti fruktosa, sorbitol, dan inositol
2. Gluthatione
yang merupakan antioksidan penting ynag dapat mengikat racun seperti logam
berat, pelarut, dan pestisida
3. Deoxyricbonucleic acid
(DNA), yaitu asam nukleat yang mengandung
instruksi genetik, sehingga dapat dikatakan bahwa DNA inilah yang membawa kode
genetik yang digunakan dalam pengembangan dan fungsi dari semua makhluk hidup.
DNA berada di nukelus (inti sel) yang terdapat di kepala sperma
4. Kreatin
yang menjadi pasokan energi untuk kontraksi otot
5. Berbagai
mineral seperti fosfor, seng,
magnesium, kalsium, dan kalium
6. Vitamin C
yang mendorong pertumbuhan rantai protein dalam kolagen, yang merupakan bahan
utama dalam semua jaringan berserat dan B12
yang dapat meningkatkan energi
7. Kolin
yang dapat memepertajam pikiran
8. Hormon
testosteron
9. Hormon
prostaglandin yang berfungsi dalam
kontraksi dan relaksasi otot polos, dilatasi dan penyempitan pembuluh darah,
control tekanan darah, dan modulasi peradangan.
Agar dapat terjadi suatu kehamilan, harus
ada proses pembuahan atau fertilisasi.
Pada awalnya, penis akan terisi oleh darah dan berereksi karena mendapat
rangsangan yang cukup dari luar. Lalu, proses ejakulasi dimulai. Pada puncak
senggama (hubungan seksual), akan terjadi pancaran semen. Pada epididimis,
sperma bergerak ke atas menuju ampula yaitu bagian terluas pada ujung saluran
benih. Ampula akan bermuara pada uretra yang memiliki katup. Katup akan terbuka
pada puncak senggama, sehingga semen akan keluar melalui uretra dari dalam
tubuh.
Sel sperma yang masuk ke dalam saluran reproduksi perempuan akan bergerak menuju sel telur. Sperma bergerak menggunakan ekor atau flagela yang bergerak bagaikan baling-baling (propeller) pada perahu mesin. Flagela menggerakan tubuh sperma dalam cairan yang ada pada tuba fallopi (saluran telur pada perempuan) untuk menuju ke sel telur.
Sumber: Campbell dkk.,
2008
Gambar II.5 Cara spermatozoa
bergerak
Sperma-sperma yang dipancarkan dapat
menemukan lokasi sel telur karena adanya beberapa mekanisme yang dapat menemui
sel telur. Sel telur akan menghasilkan senyawa kimia beruma hormone progesteron
yang membuat sel sperma dapat menemukan lokasi sel telur. Selain itu, juga
karena adanya sensor panas (thermal-censor)
pada sperma yang dapat menentukan lokasi sel telur, karena tuba fallopi tempat telur berada memiliki suhu yang lebih tinggi
dibandingkan dengan suhu tempat penyimpanan sperma. Sperma hanya dapat bertahan
selama 1-2 jam dalam saluran reproduksi perempuan.
Apabila telah bertemu dengan sel telur, bagian kepala sperma akan masuk ke dalam sel telur dan meninggalkan bagian ekornya di luar sel telur. Hanya ada satu sel sperma saja yang dapat masuk ke dalam sel telur. Karena setelah satu sel sperma yang telah masuk ke dalam sel telur akan mempenetrasi dinding sel telur sehingga tidak ada sperma lagi yang dapat masuk. Kemudian, sel sperma akan mengkombinasikan materi genetik yang terdapat di kepalanya dengan sel telur. Ini yang disebut dengan pembuahan atau fertilisasi. Proses tersebut adalah peleburan inti sel (nukleus) kedua sel gamet sehinga membentuk zigot.
Sumber: Dokumen Alif,
2015
Gambar
II.6 Fertilisasi
oleh sel sperma terhadap sel telur
Zigot yang terbentuk akan melakukan
pembelahan yang selanjutnya berkembang menjadi embrio. Proses ini hanya
berlangsung selama beberapa jam. Embrio kemudian akan bergerak menuju Rahim
yang selanjutnya akan tertanam (implantasi) ke dalam endometrium. Pada kondisi
ini seseorang dikatakan mengalami kehamilan.
Sumber: Campbell dkk., 2008
Gambar
II.5 Proses
fertilisasi
DAFTAR
PUSTAKA
Zubaidah, Siti, et al. 2015. ILMU PENGETAHUAN ALAM SMP/MTs KELAS IX SEMESTER 1. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayan.
Kuswanti, Nur, et al. 2008. Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan Alam: Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas IX Edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas IX Edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Ganawati, Dewi, et al. 2008. Pembelajaran ilmu pengetahuan alam: terpadu dan kontekstual IX : untuk
SMP/MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Saputro, Thomas. 2015. Spermatogenesis (Pembentukan Sperma).
Ilmuternak.com/2015/04/spermatogenesis-proses-pembentukan-sperma.html?m=1.
Diakses pada tanggal 3 September 2015.
Utomo, Edy. -.
Kandungan Gizi pada Sperma atau Air Mani.
Edyutomo.com/kesehatan/kandungan-gizi-pada-sperma. Diakses pada tanggal 3
September 2015.
-. 2014. Sperma
dan Kandungan di Dalamnya. Reps-id.com/sperma-dan-kandungannya/. Diakses
pada tanggal 3 September 2015.
.