Rabu, 08 Februari 2017

Gangguan dan Kelainan pada Sistem Gerak Manusia (Sistem Rangka dan Sistem Otot)



Gangguan dan Kelainan pada Sistem Gerak Manusia
(Sistem Rangka dan Sistem Otot)

Sepanjang hidupnya makhluk hidup terus melakukan aktivitas, baik aktivitas internal (dalam tubuh) maupun eksternal (luar tubuh), demi keberlangsungan hidupnya. Aktivitas tersebut dapat berlangsung atas adanya sistem-sistem yang bekerja pada tubuh makhluk hidup. Tubuh manusia, yang tergolong dalam kingdom Animalia, dianugerahi ‘alat’ yang dapat membantu dalam pergerakan atau aktivitas aktif. Alat yang dimaksudkan antara lain sistem rangka dan sistem otot.
            Seperti yang telah kita ketahui, sistem merupakan gabungan dari beberapa organ yang memiliki fungsi berbeda tetapi tetap dalam satu tujuan. Fungsi sistem rangka dan sistem otot antara lain adalah bertanggup jawab atas pergerakan aktif manusia dalam kehidupan sehari-hari. Sistem rangka sendiri, sesuai namanya, berperan sebagai rangka atau alat gerak pasif. Sistem rangka tidak dapat bergerak sendiri, maka dari itu disebut alat gerak pasif. Sistem ini terdiri dari tulang-tulang yang dihubungkan dengan artikulasi atau persendian.
            Kemudian, sistem yang berfungsi untuk menggerakkan sistem rangka tadi adalah sistem otot. Kalau tadi sistem tulang merupakan alat gerak pasif, sistem otot adalah kebalikannya yaitu sistem gerak aktif. Sistem otot terdiri dari jaringan-jaringan otot. Setiap jaringan memiliki fungsinya masing-masing dalam aktivitas tubuh. Sebagai contoh, jaringan otot rangka atau lurik berperan dalam pergerakan yang dikehendaki oleh pikiran, seperti berjalan, mengangkat tangan, dsb.; jaringan otot polos berfungsi dalam aktivitas internal organ dalam tubuh, seperti aktivitas usus, gerakan peristaltik pada kerongkongan, dsb.; dan jaringan otot jantung yang khusus hanya terdapat di jantung.
            Kalau kita analogikan, dalam fungsi gerak kedua sistem di atas bekerja layaknya roda dan motor penggerak pada kendaraan. Sistem rangka yang sebagai alat untuk bergerak digerakkan oleh penggerak yaitu otot sebagai motornya. Kedau sistem tersebut dihubungkan dengan jaringan ikat yang disebut tendon. Kedua sistem tersebut dapat bergerak apabila keduanya bekerja bersama-sama dalam fungsi gerak. Apabila salah satu tidak bekerja dengan normal, maka dapat dipastikan kegagalan terjadi pada fungsi tersebut.
            Gangguan maupun kelainan pada kedua sistem tersebut antara lain:
1.      Pada sistem rangka

a)      Akibat dari kecelakaan

1)      Fraktura (patah tulang)
Terputusnya kelanjutan pada suatu tulang tertentu (biasanya pada tulang pipa). Fraktura dapat dibedakan menjadi dua jenis. Patah tulang tertutup apabila patahan tulang tidak sampai menyobek kulit dan patah tulang terbuka apabila tulang menyobek otot dan kulit sampai mencuat keluar.   


2)      Fisura (retak tulang)
Retak tulang terjadi karena terdapat keretakan pada tulang akibat suatu insiden. Tulang retak masih dapat disambung kembali. Bibir sumbing merupakan contoh tulang retak pada tulang rahang atas

3)      Dislokasi sendi (urai sendi)
Urai sendi diakibatkan pergeseran sendi yang keluar dari lokasi awalnya. Akibatnya selaput pada sendi sobek. Penyembuhan sendi yang ‘mlengse’ dapat dengan dipijat (biasanya oleh psioterapis) atau jika sudah terlalu parah dapat dilakukan operasi.

b)      Akibat penyakit

1)      Osteoporosis
Osteoporosis atau tulang keropos terjadi akibat kurangnya asupan zat kapur (kalsium) di dalam tulang, kebiasaan merokok, mengkonsumsi narkoba. Akibatnya, tulang menjadi keropos dan mudah patah. Osteoporosis rentan dialami oleh kaum lanjut usia khususnya wanita.

2)      Rakhitis
Rakhitis merupakan pembengkokan tulang pada kaki yang menyerupai huruf X atau O karena tidak dapat menahan beban tubuh. Penyakit ini timbul karena kekurangan asupan vitamin D, untuk membantu penyerapan kalsium, serta paparan sinar matahari yang mengolah provitamin D menjadi vitamin D. Hal tersebut mengakibatkan pertumbuhan tulang terhambat.

                                                    
3)      Nekrosis
Nekrosis adalah kematian dan mengeringnya sel-sel tulang karena selaput tulang (periosteum) rusak. Periosteum berfungsi sebagai penyedia nutrisi bagi tulang.

c)      Akibat infeksi

1)      Artritis
Artritis adalah sebutan bagi radang yang terjadi pada sendi. Radang pada sendi menimbulkan rasa sakit apabila sendi yang bersangkutan digerakkan. Penyebab radang pada sendi ada dua. Yang pertama karena adanya kuman (bakteri) yang menimbulkan getah pada bagian dalam sendi, yang disebut artritis eksudatif. Yang kedua, artritis sika yang disebabkan oleh keringnya rongga sendi karena kurangnya minyak pelumas sendi yang disebut minyak sinovial.

2)      Layuh semu
Layuh semu merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri sifilis (Treponema pallidum) sejak dalam kandungan. Bakteri ditularkan melalui ibu bayi yang mengidap penyakit kelamin ini. Infeksi tersebut menyebabkan cakra epifisis pada tulang rusak. Akibatnya tulang penderita menjadi layuh (lumpuh).

3)      Polio
Polio menyebabkan penderitanya mengalami kelumpuhan. Karena tidak dapat digerakkan, tulang akan berangsur-angsur mengecil. Penyebabnya adalah karena infeksi virus polio (Poliovirus). Untuk mencegah infeksi virus ini biasanya dilakukan imunisasi polio pada bayi secara oral (mulut).

4)      Tuberkulosis tulang (TBC tulang)
Selain menginfeksi paru-paru, bakteri yang dikenal dengan nama Mycobacterium tuberculosis juga dapat menginfeksi tulang. Tulang yang terinfeksi biasanya adalah bagian tulang belakang tempat melekatnya tulang iga (toraks) ke bawah. Penyakit ini juga biasa dikenal dengan sebutan penyakit Pott. Infeksi ini dapat menyebabkan matinya jaringan sendi dan juga kerusakan pada tulang.

5)      Kanker tulang
Kanker pada tulang tidak terjadi sesering kanker pada anggota tubuh yang lain. Seperti kanker pada umumnya, kanker tulang dimulai dari tumor (jaringan yang selnya membelah secara liar) yang tidak terlalu ganas. Lama kelamaan tumor tersebut akan menjadi semakin ganas dan timbul bengkak pada tulang yang terkena. Kanker tersebut dapat merusak jaringan tulang yang normal.

d)     Akibat kebiasaan

1)       Kifosis (Kyphosis)
Kifosis adalah kelainan pada tulang belakang karena kebiasaan-kebiasaan yang mengakibatkan bentuk tulang belakang melengkung ke belakang. Contoh kebiasaan yang dapat menyebabkan kifosis antara lain adalah kebiasaan duduk yang terlalu membungkuk, posisi membaca yang terlalu membukuk, dan lain-lain.

2)      Lordosis
Lordosis adalah kebalikan dari kifosis. Apabila kifosis adalah kelainan karena tulang yang melengkung ke belakang, maka lordosis adalah melengkungnya tulang ke arah sebaliknya, ke arah depan.

3)      Skoliosis (Scoliosis)
Skoliosis adalah kelainan pada tulang belakang yang bengkok ke samping kiri atau samping kanan. Penyebabnya adalah kebiasaan-kebiasaan yang menyebabkan tulang belakang meliuk-liuk dengan postur yang tidak baik. Selain itu, mengangkat beban yang berlebih dan tidak diseimbangkan dengan anggota badan kanan dan kiri.





2.      Pada sistem otot

a)      Akibat dari kecelakaan

1)      Kram/Strain (Spasme)
Kram otot biasa terjadi pada otot yang overwork. Maksudnya adalah otot bekerja terlalu berat hingga otot mengalami kontraksi berlebih. Selain itu, otot yang berkontraksi dengan tiba-tiba tanpa melakukan pemanasan terlebih dahulu. Keseimbangan ion dengan air dalam tubuh serta cuaca yang dingin juga dapat menjadi faktornya. Penanganan untuk kram antara lain dengan melakukan RICE (Rest, Ice, Compression, and Elevation) serta meminum larutan garam atau yang mengandung ion (minuman isotonik).

2)      Terkilir
Terkilir terjadi saat otot bergerak diluar gerakan yang dapat dilakukan atau pergerakan antagonis. Terkilir menyebabkan gerakan menjadi kacau. Biasanya terkilir diikuti oleh dislokasi tulang. Contohnya pada cedera ankle/pergelangan kaki yang biasa diderita atlet.

3)      Sakit Pinggang
Sakit pinggang sering disebabkan karena otot-otot dan ligamen (jaringan ikat antar persendian) di sekitar pinggang meregang. Terjadinya peregangan otot biasanya terjadi akibat mengangkat beban yang terlalu berat, kehamilan atau obesitas. Namun terdapat juga sakit pinggang yang disebabkan oleh penyakit alat dalam di bagian sekitar pinggang, terdapat perubahan kedudukan tulang pinggang, fraktura atau infeksi tumor pada tulang belakang bagian pinggang serta tulang kelangkang.

4)      Kaku leher
Kaku leher disebabkan oleh peradangan otot leher karena hentakan yang tiba-tiba atau gerakan yang diluar kemampuan otot leher serta kurangnya pemanasan. Apabila sudah terjadi peradangan, leher akan terasa sakit dan kaku apabila digerakkan.

b)      Akibat infeksi

1)      Polio
Tidak hanya pada tulang, virus polio juga dapat menjangkiti jaringan otot. Ciri-cirinya hampir sama dengan polio pada tulang, yaitu mengecilnya organ tubuh yang dijangkiti. Pencegahannya-pun juga sama, yaitu imunisasi sebagai sarana pemberian vaksin polio (yang dikembangbiakan pada hati monyet).

2)      Tetanus
Tetanus merupakan akibat dari infeksi bakteri Clostridium tetani yang berbentuk basil (batang). Biasanya bakteri ini masuk melalui luka luar seperti luka gores. Bakteri tersebut akan mengeluarkan zat yang menjadi racun bagi jaringan saraf. Otot yang terinfeksi mengalami kontraksi atau menegang secara terus menerus. Terdapat vaksin tetanus untuk merangkasang sistem imun tubuh terhadap bakteri tersebut.

c)      Akibat komplikasi internal tubuh

1)      Hernia abdominalis
Hernia abdominalis adalah kelainan otot yang mengenai otot perut. Dimana dinding otot perut mengalami kelemahan sehingga perut tampak menonjol. Hal ini disebabkan karena dinding perut tidak kuat menahan isi perut sehingga sobek. Usus yang semula tertahan oleh otot usus turun ke bawah dan masuk ke dalam rongga perut.

2)      Serebral palsi
Serebral palsi merupakan kelainan otot karena tidak mampunya otot untuk melakukan gerakan atau keterampilan motorik. Serebral palsi biasa terjadi karena bawaan. Hal ini dikarenakan adanya kelainan pada otak. Diduga kelainan terjadi saat bayi masih dalam kandungan dan terjadi gangguan pada proses perkembangan. Namun penyebab pastinya masih belum diketahui. Terapi untuk kelainan ini adalah berupa terapi gelombang otak dan pembedahan, namun hal ini masih sangat jarang.

3)      Fibromyalgia
Fibromyalgia merupakan kelainan otot berupa rasa nyeri diseluruh tubuh. Penyakit ini dapat menyerang segala usia, namun paling sering pada usia diatas 30 tahun. Gejala yang dapat dirasakan adalah mudah merasa nyeri, otot-otot kaku, rasa lelah, gangguan pencernaan, sakit kepala dan konsentrasi menururn.

4)      Rhabdomyolysis
Rhabdomyolysis merupakan kelainan dimana otot melepaskan pigmen mioglobin kedalam darah sehingga harus dibersihkan oleh ginjal. Namun hal tersebut memperberat kerja yang dapat merusak ginjal. Akibatnya gejala yang dialami berupa rasa lelah, nyeri otot, dan menyebabkan perubahan warna urin. Kelainan ini dapat menyerang segala usia. Prinsip utama dari penanganan kelainan ini adalah mengembalikan fungsi ginjal dengan terapi cairan atau bahkan dengan cuci darah (hemodialisis).

5)      Sindroma Prune-Belly
Sindroma Prune-Belly merupakan kelainan otot yang bersifat genetik. Paling sering menyerang bayi laki-laki. Penyebab paling sering adalah karena faktor keturunan, infeksi intrauterin, preeklampsia, dan hamil muda. Gejala yang terjadi berupa terdapat lekukan atau kerutan, disertai testis yang belum turun ke skrotum.

d)     Akibat kebiasaan

1)      Atrofi
Atrofi merupakan penurunan fungsi otot karena otot mengecil dan kehilangan kemampuan untuk bergerak dengan cara berkontraksi. Pengecilan otot dapat terjadi hingga 25% dari ukuran semula. Atrofi dapat disebabkan oleh penyakit poliomielitis yang merusak saraf motorik otot tersebut atau keadaan yang mengaharuskan penderita untuk tidak menggerakan otot tertentu dalam waktu yang lama.

2)      Hipertrofi
Hipertrofi merupakan kebalikan dari atrofi. Otot yang mengalami kelainan ini akan menjadi besar dan lebih kuat. Hipertrofi disebabkan oleh aktivitas otot yang berlebihan karena bekerja atau olahraga, asupan nutrisi, dan faktor usia. Bagi kebanyakan orang hal ini lumrah saja. Para binaragawan, atlet, atau kuli bangunan biasanya memiliki tubuh dengan kelainan ini.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar