Minggu, 05 Februari 2017

Sherlock Holmes: Anjing Iblis dari Baskerville

Identitas                       : Novel detektif
Judul                           : Sherlock Holmes: Anjing Iblis dari Baskerville
Penulis                        : Sir Arthur Conan Doyle
Genre                          : Misteri, Thriller, Detektif
Penerbit                       : Laksana
Tahun terbit                 : Cetakan I, Oktober 2014
Tebal halaman            : 264 halaman termasuk tentang penulis
ISBN                           : 978-602-255-659-6

Sherlock Holmes: Anjing Iblis dari Baskerville

Oleh: Maulana Alif Asy-Syahrani

             Pagi itu, Watson mendapati tongkat milik Dr. Mortimer tertinggal setelah kunjungannya malam itu. Sherlock Holmes yang tidak biasa bangun pagi karena terus begadang semalam suntuk, pada pagi itu, sudah ada di meja makan untuk sarapan. Penemuan tongkat itu merupakan pertanda bahwa mereka akan segera mendapatkan kasus untuk dipecahkan. Dan benar saja, Dr. Mortimer datang lagi tetapi bukan hanya untuk mengambil tongkat penang miliknya itu, akan tetapi meminta detektif terkenal Sherlock Holmes untuk menangani sebuah kasus.
            Kasus kali ini merupakan kasus yang menimpa penerus keturunan Baskerville, Sir Charles Baskerville yang ditemukan tewas di dekat gerbang ke arah padang. Lokasi penemuan mayatnya berada tidak jauh dari rumah yang menjadi warisan keluarga Baskerville, Baskerville Hall. Penemuan Sir Charles yang sudah tidak bernyawa dianggap karena ulah anjing iblis. Keluarga Baskerville memiliki cerita kelam pada masa lalu yang berhubungan dengan anjing iblis itu. Konon, salah seorang keturunan Baskerville yang mewarisi Baskerville Hall bernama Hugo Baskerville memiliki citra yang buruk di kalangan masyarakat. Citranya semakin memburuk ketika ia pernah dikabarkan terlibat penangkapan seorang wanita yang ingin ia nikahi.
Cerita itu juga merupakan cerita terakhirnya karena di akhir cerita sang wanita berhasil kabur dari bangunan di mana ia dikurung dan kemudian dikejar oleh Hugo beserta kelompoknya. Naas, bukannya berhasil kabur dari cengkraman Hugo, sang wanita malah tewas di tengah padang. Namun, yang lebih mengejutkan, Hugo yang saat itu terpisah dari kelompoknya untuk mengejar sendiri juga tewas dalam tikaman seekor makhluk yang asing. Mata dari makhluk itu merah menyala seperti api dan tubuhnya besar serta hitam bak seekor anjing iblis dari neraka, begitu kesaksian orang-orang dari kelompok Hugo. Cerita tersebut merupakan awal mula kutukan anjing iblis pada keturunan Baskerville.
Pada kematian Sir Charles, tidak ditemukan bekas luka karena pembunuhan ataupun racun. Namun, di dekat mayat Sir Charles terdapat sebuah jejak kaki anjing pemburu berukuran tidak biasa yang disinyalir merupakan jejak anjing iblis yang mengutuk keluarganya. Kejadian yang dianggap suatu kejadian supranatural itu membuat Sherlock Holmes merasa tertantang untuk memecahkannya. Selain memecahkan kasus tersebut, Dr. Mortimer juga menuntut dua sahabat itu untuk bergerak cepat dalam penyelesaian kasus ini guna melindungi penerus keluarga Baskerville sekaligus ahli waris Sir Charles dan juga akan tinggal Baskerville Hall menggantikannya. Ahli waris itu bernama Sir Henry Baskerville, seorang pengusaha yang selama ini tinggal di Amerika.
Semua cerita di atas merupakan sedikit bocoran dari salah satu seri novel yang namanya sangat mahsyur sejagad, Sherlock Holmes. Novel ini merupakan edisi bahasa Indonesia dari novel karya Sir Arthur Conan Doyle yang berjudul The Hound of Baskerville. Seri ini merupakan seri yang paling laris dibaca oleh banyak penggemar novel detektif Sherlock Holmes di seluruh dunia. Seperti kebanyakan novel karya Sir Arthur yang mengutamakan penjelasan-penjelasan ilmiah yang logis dan penggunaan logika baik logika praktis maupun yang berdasarkan ilmu ilmiah yang rumit, seri ini dijamin akan memuaskan pembaca dengan kasus-kasus yang membuat pembaca bertanya-tanya akan kebenaran dibaliknya.
Buku ini menceritakan kisah Sherlock Holmes bersama dengan sahabatnya Watson dalam sebuah kasus anjing iblis yang menimbulkan masalah pada keluarga Baskerville. Dalam kasus ini, mereka tidak hanya harus mengungkap kematian Sir Charles yang konon merupakan ulah dari anjing iblis itu, tetapi juga harus melindungi Sir Henry yang notabene menjadi ahli waris setelah kematian Sir Charles.
Buku ini ditulis menggunakan sudut pandang orang pertama sebagai tokoh pendamping. Ya benar, di semua buku Sherlock Holmes pengarang menggunakan karakter Watson sebagai yang menceritakan semua kisah yang diceritakan di buku tersebut. Penggunaan jenis bahasa dalam buku ini adalah bahasa yang mudah dimengerti oleh semua kalangan dan umur walaupun di dalamnya memiliki banyak materi ilmiah dan logika. Font yang digunakan dalam buku ini cukup simpel dan berukuran pas sehingga enak untuk dibaca.
Buku ini memiliki daya tarik yang kuat terhadap hati penikmat novel ber-genre thriller karena kasus demi kasus serta penjelasan dibaliknya disuguhkan dengan sangat baik dalam cerita ini. Itu merupakan keunggulan utama dalam buku ini. Selain itu, hasil alih bahasa (karena buku ini merupakan buku terjemahan) yang bisa dikatakan memiliki arti yang sesuai dengan novel aslinya juga menambah nilai plus pada buku ini. Mengingat banyak kata-kata sastra maupun idiom dalam penulisan novel-novel Sherlock Holmes. Sedangkan dari segi setting  dan lay out buku dapat menggugah selera pembaca untuk menelusuri buku ini.
Walaupun demikian, buku ini memiliki satu kekurangan yang tidak dapat luput dari pengamatan seorang pencinta dan kritikus novel. Buku yang saya beli dari suatu toko di daerah Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta; saya dapati memiliki cacat pada sampul yang sedikit rusak dan juga beberapa halaman yang salah letak dan juga berulang. Saya kira ini adalah hasil dari hasil produksi yang cacat namun dapat lolos dari pengecekan. Dalam hal ini, kenikmatan yang seharusnya dapat dengan sempurna didapatkan oleh pembaca terusik karena masalah yang ‘sepele’ ini. Semoga saja tidak semua bukunya mengalami hal yang sama dengan yang saya miliki. Namun, di bagian depan buku dikatakan bahwa apabila kita, sebagai pembeli (konsumen) buku terbitan Laksana, dapat menukarkan buku di toko di mana kita membelinya atau langsung ke kantor penerbit apabila buku mengalami cacat ataupun kerusakan yang diakibatkan oleh kesalahan saat proses produksi. Jadi, kekurangan di atas dapat dikatakan bukanlah sebuah kekurangan, bahkan bukanlah hal yang patut dirisaukan.
Jadi, dapat saya simpulkan bahwa buku ini sangat patut dibaca bahkan menjadi koleksi bagi sekedar pecinta novel thriller maupun kolektornya. Sasaran usia untuk buku ini adalah 10 tahun ke atas. Mau tahu apa sesungguhnya mahkluk yang menghantui keluarga Baskerville dan juga kisah dua sahabat ini memecahkan ke-angker-an daerah di mana Baskerville Hall yang melegenda berada? Silahkan baca kisahnya ;)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar